PT Kepuh Kencana Arum (KKA) yang merupakan produsen produk baja ringan memberikan bantuan kepada Kodam V Brawijaya. Bentuk realisasi itu diberikan melalui MOU yang ditandatangani kedua belah pihak pada Kamis, 6 Februari 2020 lalu.
Selama lima tahun, melalui program Corporate Social Responcibility (CSR), PT Kepuh Kencana Arum memberikan bantuan berupa atap baja ringan serta pelatihan untuk para aplikator Kodam V Brawijaya.
Tujuan Program CSR PT Kepuh Kencana Arum
Menurut Henry Alvino selaku Direktur PT Kepuh Kencana Arum, bantuan dari KKA ini merupakan salah satu wujud kepedulian pada Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Program yang biasanya diberikan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan melalui pemagangan ini diakui sangat berarti bagi pihak Kodam V Brawijaya dan masyarakat.

Sebab, seperti yang diungkapkan Asisten Teritorial Kepala Staf (Aster) Kodam V Brawijaya, Kolonel Infantri Singgih Pambudi Arianto, baja ringan tidak hanya digunakan untuk memperbaiki perumahan prajurit serta bangunan di wilayah Kodam.
Bahkan, bantuan baja ringan tersebut pun dilibatkan dalam RTLH (Rumah Tinggal Layak Huni). Program ini adalah hasil kerjasama antara Kodam V Brawijaya dan Pemprov Jawa Timur.
Bagaimana Tahap Pelaksanaannya?
Adapun pelaksanaan pelatihan dan sertifikasi para aplikator dari pihak Kodam V Brawijaya, KKA bekerjasama dengan Himpunan Aplikator Indonesia (HAPI).
Dalam hal ini, peran HAPI tak hanya memberikan pelatihan tentang pemasangan baja ringan, tapi juga memberian sertifikat pelatihan. Sertifikat tersebut sebagai referensi untuk mengikuti sertifikasi dari BNSP yang diakomudir oleh HAPI bekerja sama dengan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi).
Adapun pelatihan dan sertifkat pelatihan bukan sebagai bentuk formalitas. Ketua DPP HAPI, Mochamad Soleh, menyebut bahwa pelatihan tersebut memang sangat diperlukan.
Tujuanya agar pemasangan baja ringan yang dilakukan oleh para aplikator sesuai standar dan bangunan lebih kuat serta tidak mudah ambruk.
Targetnya, pelatihan tersebut dilakukan setiap bulan atau maksimal enam kali dalam setahun dengan jumlah peserta 100 orang setiap pelatihan.